Kamis, 02 Juni 2011

Konsep dan Definisi Investasi Berkaitan dengan Teori Risiko dan Tingkat Pengembalian (Return) (By : Rina Namira)

Jika kita berbicara tentang investasi, maka proses pemikiran dan keputusan dalam investasi akan terkait dengan Teori Risk and Return. Apa itu investasi ? Mengapa konsep investasi terkait dengan risiko dan tingkat pengembalian ?
Pada dasarnya, investasi dilakukan untuk menghasilkan sejumlah uang. Investasi adalah komitmen sejumlah dana saat ini dengan harapan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Orang atau perusahaan yang melakukan investasi disebut investor. Investasi disebut juga penanaman modal. Tujuan investasi diantaranya untuk kehidupan yang layak dimasa mendatang, mengurangi inflasi, dorongan untuk menghemat pajak, dan lain-lain. Mengapa investasi terkait dengan teori risiko dan tingkat pengembalian ? Hal tersebut dapat dijabarkan dari dasar keputusan investasi yang di dalamnya terdapat risiko, tingkat pengembalian dan hubungan antara risiko dengan tingkat pengembalian.


Return atau tingkat pengembalian merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Tingkat pengembalian yang diterima oleh investor pun terbagi dalam dua komponen utama, yaitu Yield dan Capital Gain (Loss). Yield mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi. Capital Gain (Loss) mencerminkan kenaikan atau penurunan harga suatu surat berharga yang bisa memberikan keuntungan atau kerugian bagi investor. Tingkat pengembalian (Return) yang diharapkan dari seorang investor dapat dihitung dari data yang telah ada maupun harapan investor dimasa mendatang. Return dapat dihitung dengan menghitung jumlah pengembalian yang diterima dikurangi jumlah yang diinvestasikan dibagi dengan jumlah yang diinvestasikan.
Lalu, apa hubungan antara tingkat pengembalian dengan risiko dalam berinvestasi ? Setiap investor dalam melakukan keputusan investasi selalu mengharapkan tingkat pengembalian yang besar dan tetntunya tidak terlepas dari faktor risiko. Disini dapat dijelaskan bahwa risiko merupakan kemungkinan perbedaan antara tingkat pengembalian yang diterima dengan tingkat pengembalian yang diharapkan. Apabila semakin tinggi seorang investor menghadapi risiko berinvestasi, maka tingkat pengembalian yang diterima oleh investor pun semakin tinggi (high risk, high return).
Dari hubungan risiko dengan tingkat pengembalian dalam berinvestasi, muncul tipe-tipe investor dalam berinvestasi. Tipe-tipe investor dalam berinvestasi terbagi tiga, yaitu :

a.       Risk Aversion
b.      Risk Tolerance
c.       Risk Premium.
Risk Aversion merupakan tipe investor yang tidak menyukai risiko dan cenderung menghindari risiko sehingga tingkat pengembalian yang diperoleh pun kecil. Risk Tolerance adalah tipe investor yang menyukai risiko, tetapi masih mempertimbangkan seberapa besar risiko yang harus dihadapi. Risk Tolerance lebih bertoleransi pada risiko, tetapi tetap tidak berani mengambil risiko setinggi mungkin. Risk Premium adalah tipe investor yang berani mengambil risiko dan menganut paham high risk, high return. Dengan konsep high risk high return, investor percaya bahwa mereka memiliki kompensasi atas tingkat pengembalian yang tinggi yang diperoleh dari risiko investasi yang tinggi yang diambil oleh perusahaan.
Berdasarkan teori risiko dan tingkat pengembalian dalam keputusan investasi, investor dapat melakukan investasi dalam berbagai bentuk. Contohnya investasi dalam bentuk aktiva tetap (rumah, tanah, gedung, dll), investasi dalam bentuk surat berharga, seperti saham, obligasi (surat hutang), kontrak perusahaan, ekuitas internasional, dan bentuk surat berharga lainnya, investasi dalam bidang pendidikan, dan bentuk investasi lainnya. Bentuk-bentuk investasi diatas juga terbagi berdasarkan tingkat risikonya. Semakin tinggi risiko, maka bentuk investasi yang ditanamkan oleh investor juga semakin besar nominal pengembaliannya. Dari segi risikonya, investasi juga terbagi dalam investasi individu dan investasi portofolio, dimana investasi portofolio merupakan investasi gabungan saham atau surat berharga.
Keputusan investasi juga terkait dengan kebijakan pembagian Dividend (Dividend Policy). Dividend Policy merupakan keputusan dalam pembagian yang sesuai antara dividend dengan laba yang ditahan (retained earning). Keputusan investasi pun tidak luput dari pengaruh tingkat suku bunga bank, tingkat suku bunga obligasi, kondisi perekonomian suatu negara, indeks saham yang ada di suatu negara (contohnya di Indonesia, yaitu IHSG), dan variabel ekonomi lainnya. Dengan kata lain, variabel ekonomi dan faktor-faktor diatas merupakan alat pengukur tingkat pengembalian dalam investasi. Dengan berdasarkan teori risiko dan tingkat pengembalian, seorang investor dapat melakukan diversifikasi atau penyebaran investasi dalam berbagai saham, surat berharga, dll, sehingga dapat mengurangi tingkat risiko atau tingkat pengembalian yang diusahakan tetap stabil dalam berbagai kondisi perekonomian di suatu negara. Oleh karena itu, investor tidak dapat hanya memperhatikan satu variabel saja dalam melakukan investasi, tetapi harus memperhatikan variabel ekonomi, indeks harga saham dan variabel lainnya yang terkait dengan keputusan investasi.
Faktor yang tidak kalah penting berpengaruh pada keputusan berinvestasi adalah jangka waktu, selain risiko, tingkat pengembalian dan variabel ekonomi. Investor dapat menanamkan modalnya pada jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang. Pemilihan jangka waktu investasi sebenarnya merupakan suatu hal penting yang menunjukkan ekspektasi atau harapan dari investor. Investor selalu menyeleksi jangka waktu dan pengembalian yang bisa memenuhi ekspektasi dari pertimbangan pengembalian dan resiko.
Proses investasi adalah suatu rangkaian aktivitas yang menghasilkan di dalam pembelian aset nyata / surat berharga. Berikut penjabaran secara umum dalam proses berinvestasi. Proses investasi berkisar tentang keputusan - keputusan investasi yang berhubungan untuk memaksimumkan kekayaan investor. Langkah - langkah dalam proses investasi adalah :
a.       Pengetahuan tentang pengembalian dan risiko investasi. Seorang investor harus lebih dahulu memahami definisi dan konsep investasi serta kaitannya denga teori risiko dan tingkat pengembalian (risk and return).
b.      Mengetahui sikap investor terhadap risiko. Setiap investor harus mau menerima risiko investasi yang terdapat di dalam aset riil maupun surat berharga, dan dapat mengidentifikasi kombinasi pengembalian dan risiko yang dapat diterima. Dengan kata lain, sebelum menerima risiko investasi, investor harus berada pada posisi finansial yang logis, dan harus siap menggunakan alasan-alasan yang masuk akal untuk proses pembuatan keputusan, karena pada dasarnya investor pasti ingin memperoleh sejumlah uang dan memperoleh keuntungan dari berinvestasi.
c.       Pengetahuan dari setiap tipe surat berharga / aset yang tersedia untuk investasi, termasuk pengembalian yang diharapkan dan risiko yang berhubungan dengan tipe aset / surat berharga tersebut.
d.      Memilih beberapa surat berharga / aset yang dapat memberi suatu pengembalian dan risiko yang dapat diterima berdasarkan kebutuhan-kebutuhan dari investor tertentu. Sesuai dengan konsep high risk high return, investor dpt menempatkan dan memilih mau berinvestasi di jenis investasi yang risiko rendah dan tingkat pengembalian rendah, risiko tinggi dan tingkat pengembalian rendah atau risiko tinggi dan tingkat pengembalian tinggi.
Dari definisi dan konsep investasi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa keputusan berinvestasi dipengaruhi dari banyak faktor, baik dari faktor investor, faktor risiko dan tingkat pengembalian, faktor jangka waktu, faktor eksternal perusahaan, faktor dari jenis investasi yang akan dipilih dan faktor dari variabel ekonomi. Keseluruhan faktor tersebut juga berpengaruh pada teori risiko dan tingkat pengembalian. Oleh karena itu, investor harus pandai menetapka investasi apa yang akan dilakukan, jenis/tipe investasi apa yang dipilih, tingkat risiko dan tingkat pengembalian, serta keputusan dalam memperhitungkan laba rugi perusahan.

1 komentar:

  1. Thanks infonya. Oiya ngomongin investasi, ternyata ada loh beberapa mitos yang sering muncul dan itu bikin kita jadi enggan buat berinvestasi. Mau tau apa aja mitos itu? Yuk cek selengkapnya di artikel yang saya temuin ini:
    Mitos yang bikin enggan investasi

    BalasHapus