Kamis, 02 Juni 2011

Ketidakrasionalan Investor di Tengah-tengah Himpitan GameTheory, dan Lahirnya “Dogma” Keuangan (By : Willy Stephen)

Selama satu dekade terakhir, investment behavior menjadi topik yang paling hangat dibicarakan kalangan akademisi dan praktisi keuangan dunia. Investment behavior pada dasarnya mencoba untuk mendeskripsikan bagaimana psikologis seorang investor dalam melakukan investasi dalam pasar keuangan.
Dalam dunia investasi khususnya investasi pada pasar modal, bahwa teori tentang perilaku investor menjadi sangat menarik, fenomena ini terjadi dalam dunia para investor, dimana banyak hal yang sulit untuk dijelaskan dan dibutikan kebenarannya namun terjadi dan terbukti kebenarannya. Pertentangan dua hal yang berbeda aliran pemahamnnya akhirnya memunculkan perdebatan yang hingga saat ini masih menjadi polemik di antara kalangan akademisi dan praktisi keuangan.
Metamarfosis informasi, kepercayaan menjadi “dogma” dalam dunia keuangan


Layaknya sebuah ajaran atas kepercayaan sebuah agama yang dogmatik, dalam dunia investasi (pasar keuangan) seolah - olah mengalami pembentukan dogma sendiri, yang merupakan emanasi dari sebuah kepercayaan yang kadang dinilai tidak rasional dan mengalami difusi oleh dunia praktisi dan akademisi keuangan karena munculnya eksistensi dari sebuah nilai meskipun sulit dibuktikan secara rasional. Atas dasar sebuah “dogma” yang diragukan kebenarannya, terjadi fragmentasi yang menghasilkan dikotomi para penganut (ekstrem kiri) dan penentang (ekstrem kanan) atas ajaran adanya eksistensi nilai yang dianut. Namun, dalam perkembangannya, banyak praktisi keuangan yang tidak menjadi seorang ekstremis kiri dan ekstremis kanan, tetapi menggabungkan kedua aliran yang berselisih yang disebut sebagai kaum mederat (oleh penulis).
Deskripsi atas dua aliran yang bertentangan satu sama lain ini adalah analis fundamental (ekstrem kanan) dan analis teknikal (ekstrem kiri) dalam pasar keuangan, dan tentunya kaum moderat yang menggabungkan dua teori analisa ini yaitu analisa fundamental dan analisa teknikal.
Lahinya Game Theory di Tengah-tengah Perkembangan Pasar Keuangan
Lantas pertanyaan berikutnya, bagaimana “dogma” keuangan ini dilahirkan? Sebuah teori yang mencoba membangun sebuah teori sistematik untuk perilaku rasional manusia dengan memusatkan pada permainan sebagai ajang tempat orang mempraktikan rasionalitas mereka, teori ini dikenal sebagai “The Theory of Games and Economic Beahviour” oleh Von Neumann dan Oskar Morgenstern tahun 1944. Teori ini menjadi dasar bahwa bagaimana cara penggambaran tingkat rasionalitas seseorang ketika berada pada dua pilihan dalam melakukan penggambilan keputusan.
Kembali lagi kepada dua disiplin ilmu yang berbeda alirannya dalam menggambil keputusan investasi, bahwa secara teori keuangan keduanya bertentangan satu sama lain. Mengacu pada teori “random walk” yang dikembangkan oleh Maurice Kendall pada tahun 1953, menyatakan bahwa pola harga saham tidak dapat dipredikisi (unpredictable) karena bergerak secara acak (random walk), dalam kenyataannya, dalam penggambilan keputusan investasi banyak dipengaruhi oleh psikologis pasar (animal spirit). Teori yang akhirnya membagi kedua aliran analis ini adalah munculnya teori Efficient Market Hyphotesis, bahwa harga saham bergerak secara acak dimana fluktuasi harga saham tergantung pada informasi baru (new information) yang akan diterima, tetapi informasi tersebut tidak diketahui kapan akan diterimanya sehingga inforamsi baru dan harga saham itu bersifat unpredictable. Informasi yang diterima baik berisfat baik atau buruk juga tidak diketahui. Teori ini membagi menjadi tiga tingkatan oleh Eugene Fama, yaitu The Weak efficient market Hyphotesis, The Semistrong Market Hyphotesis dan The StrongMarket Hyphotesis.
Teori ini menjadi dasar pemikiran bahwa harga saham dapat berubah baik karena adanya informasi baru yang rasional maupun tanpa informasi baru yang irasional, sehingga perubahan harga tersebut dianggap tidak rasional melainkan emosional, yang disebabkan oleh psikologis massa atau pun animal spirit. Perubahan harga yang disebabkan oleh psikologis ataupun emosional massa selalu mispriced dan akan terkoreksi pada masa berikutnya. Indikasi dari adanya psikologis pasar ini terjadi karena game theory yaitu adanya dilema tahanan
Teori Efficient Market Hyphotesis diterima secara baik oleh analis fundamental, namun ditolak oleh para analis teknikal bahwa hal ini konsisten dengan opini dari penolakan teori pasar efisien oleh Jensen (1978), Bernard dan Thomas (1989), Mendenhall (1991), Debont dan Thaler (1985). Dan pada dasarnya analis teknikal mempercayai bahwa data harga sebelumnya bisa digunakan untuk memprediksi harga di masa datang dan investor memiliki kemungkinan untuk mendapatkan hasil di atas keuntungan normal, Pring (2002). Analis teknikal menerapkan tiga prinsip dasar yaitu Market price discounts everything (pergerakan harga tidaklah mempertimbangkan variabel lain yang dapat mengakibatkan pergerakan harga ), Prices moves in trend (pergerakan harga akan selalu mengikuti tren harga) dan History repeats it self (pergerakan harga pasar terjadi berulang-ulang dan mengikuti pergerakan historisnya).
Sebagai seorang praktisi dan akademisi keuangan, secara pribadi saya mempercayai bahwa random Walk Theory adalah benar adanya, dan prediksi atas harga saham hanyalah sesuatu yang tidak masuk (irrational). Ada beberapa argumentasi yang sebenarnya menjadi dasar sebagai praktisi maupun akademisi menolak dasar pemikiran dari para analis teknikal, yaitu:
1.      Harga saham dibentuk oleh pelaku pasar itu sendiri
Bahwa pergerakan harga saham tergantung pada besaran disparitas antara permintaan dan penawaran sebuah saham pada harga tertentu. Dalam hal ini pergerakan harga ditentukan psikologis investor dalam melakukan keputusan transaksi, asumsi ini membenarkan bahwa prediksi harga tidak bisa ditentukan, sebab tidak ada seorangpun yang mampu membaca psikologis pasar secara keseluruhan (bukan investor secara individual)
2.      Game Theory effect
Teori permainan menjadi dasar pemikiran bahwa pergerakan harga saham terbentuk karena adanya dilemma tahanan (prisoner dilemma) sebagai determinasi keputusan transaksi saham. Teori ini mencoba mendeskripsikan bahwa tingkat emosional lebih dominan daripada tingkat rasionalitas investor dalam menentukanl keputusan jual beli saham. Permasalahan yang dihadapi setiap investor adalah mempertimbangkan semua keputusan psikologis pasar meskipun pada dasarnya menyadari bahwa isu, indiakator teknikal tidaklah mencerminkan hal yang sebenarnya, namun ketika merencanakan sebuah keputusan jual beli saham, seorang investor mengalami dilemma tahanan dan tidak ingin melawan arus pasar jika tidak mau dikatakan sebagai “loser”, sehingga yang terjadi adalah jika semua menghadapi permasalahan yang sama, maka harga saham akan bergerak sesuai dengan persepsi yang dinyatakan oleh pasar meskipun tidak benar adanya.
3.      Dogma keuangan dan pembentukan investor tidak rasional
Perkembangan bahwa pembuktian suatu hal yang sulit dibuktikan secara akademis menjadi benar adanya karena efek dari teori permainan, dimana ketika menentukan keputusan jual beli saham semua investor mengalami dilemma tahanan maka isu, indikator teknikal, dan lainnya menjadi terbukti kebenarannya dan secara historis hal ini terjadi secara berulang – ulang, yang akhirnya historis membuktikan adanya keterkaitan yang begitu nyata antara sebuah hal yang sulit dibuktikan secara akademis. Perkemabangan dari kepercayaan bahwa teori ini pada akhirnya menjadi “dogma” keuangan bagi setiap investor, maka lahirlah investor dengan pemikiran yang tidak rasional meskipun kadang mereka menyadari hal tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar